Memahami Arti Imsak, Tradisi Unik Ramadan di Indonesia

Siluet masjid saat fajar menyingsing, mengingatkan umat Muslim untuk bersiap menyambut Subuh dan menjalankan ibadah puasa. Foto: Asifgraphy/ Pexels.

SAAT Ramadan tiba, istilah imsak sering terdengar di tengah masyarakat Indonesia. Banyak yang menganggap imsak sebagai waktu berhenti makan dan minum sebelum Subuh. Namun, apakah benar demikian? Mari kita telusuri lebih dalam makna imsak dan bagaimana penggunaannya di berbagai negara.

Apa Itu Imsak?

Secara bahasa, imsak berasal dari bahasa Arab yang berarti “menahan diri.” Dalam konteks puasa, imsak merujuk pada awal waktu menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan imsak sebagai saat mulai tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, dari terbit fajar hingga waktu berbuka.

Baca juga: Ramadan di Mata Gen Z, Antara Spiritualitas dan Tren Sosial

Dalam Islam, puasa disebut dengan istilah shiyam atau shaum, yang juga memiliki arti menahan diri. Artinya, imsak dan puasa memiliki makna serupa, tetapi dalam praktiknya, puasa dimulai ketika azan Subuh berkumandang, bukan saat imsak tiba.

Imsak, Penanda Waktu Sahur di Indonesia

Di Indonesia, imsak digunakan sebagai penanda agar umat Muslim bersiap-siap menyelesaikan sahur sebelum azan Subuh. Jadwal imsak biasanya ditetapkan 5-10 menit sebelum masuk waktu Subuh. Ini untuk memberi kesempatan bagi umat Muslim untuk menyelesaikan makan, minum, dan membersihkan mulut sebelum memulai puasa.

Baca juga: Gaya Hidup Minimalis Ramadan: Lebih Sederhana, Lebih Bermakna

Keberadaan waktu imsak ini merujuk pada hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Di mana sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit, menyebutkan bahwa jarak antara waktu sahur Nabi Muhammad SAW dengan salat Subuh kira-kira seukuran membaca 50 ayat Al-Qur’an. Berdasarkan interpretasi para ulama, durasi ini diperkirakan sekitar 5 hingga 12 menit sebelum Subuh.

Asal-usul Imsak dalam Sejarah Islam

Istilah imsak bukan hanya dikenal di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa konsep imsak telah ada sejak era Kesultanan Utsmaniyah dan diperkenalkan secara luas di Mesir pada 1262 Hijriah (1846 Masehi). Pada masa itu, jadwal imsak pertama kali dicetak dalam media bernama Bulaq dengan sebutan Imsakiyah Wali Al-Nu’man.

Baca juga: Ramadan di Era Digital: Gen Z, Medsos, dan Tren Puasa Masa Kini

Di Indonesia, seorang ulama ahli falak, H. Saadoe’ddin Djambek, memperkenalkan konsep imsak dengan durasi 10 menit sebelum Subuh. Pendapatnya banyak diadopsi dalam penyusunan jadwal imsak yang kini menjadi pedoman di berbagai daerah.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *