Musim Hujan Resmi Datang, Siap-siap Banjir dan Angin Kencang

Kilatan petir di langit Kota Jakarta menjadi tanda aktifnya dinamika atmosfer saat puncak musim hujan.
Foto: Ilustrasi/ Erik Chistov/ Pexels.

JAKARTA, mulamula.idSebagian besar wilayah Indonesia resmi memasuki puncak musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi hujan lebat yang bisa memicu banjir, longsor, hingga angin kencang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, kondisi atmosfer saat ini sangat labil dan kaya uap air. “Aktifnya monsun Asia serta suhu muka laut yang hangat membuat curah hujan meningkat tajam di banyak wilayah. Ini sinyal kuat agar kita lebih siap,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (1/11).

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kini mengguyur sebagian besar Jawa bagian barat dan tengah, mencakup Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY.

Data BMKG mencatat, 43,8% wilayah Indonesia atau 306 zona musim (ZOM) telah resmi masuk musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan terjadi November 2025 hingga Februari 2026.

La Niña Lemah dan Siklon Tropis

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, dua bulan terakhir suhu muka laut di Samudra Pasifik menunjukkan pendinginan, menandakan awal terbentuknya La Niña lemah. Namun dampaknya terhadap curah hujan nasional diperkirakan tidak signifikan.

Yang perlu diwaspadai justru aktivitas siklon tropis di selatan Indonesia. Tekanan rendah di Samudra Hindia berpotensi memicu hujan sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, terutama di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Baca juga: Banjir Rob dan Krisis Air Tanah, Ancaman Ganda untuk Jakarta

BMKG juga mencatat pengaruh sejumlah fenomena atmosfer aktif, Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby dan Kelvin, serta suhu laut yang hangat di perairan Indonesia, yang bersama-sama meningkatkan suplai uap air dan pembentukan awan hujan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyerukan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan dalam konferensi pers virtual, Sabtu (1/11). Foto: BMKG.
Operasi Modifikasi Cuaca: Langit Dijaga, Risiko Dikurangi

Sebagai langkah mitigasi, BMKG bekerja sama dengan BNPB melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah rawan, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Baca juga: Banjir itu Serem, tapi Racunnya Lebih Serem Lagi

Di Jawa Tengah, operasi dilakukan sejak 25 Oktober dengan 41 sorti penerbangan dari posko Semarang dan Solo, sementara di Jawa Barat sudah 29 sorti sejak 23 Oktober dari posko Jakarta. Hasilnya, curah hujan ekstrem di beberapa titik berhasil dikurangi dan dialihkan.

Langkah Aman dan Siaga

BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan. Hindari berteduh di bawah pohon, baliho, atau bangunan rapuh saat hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Masyarakat juga disarankan untuk rutin memantau prakiraan cuaca terkini melalui aplikasi InfoBMKG, yang kini dilengkapi pembaruan berbasis geolokasi hingga prakiraan 3 jam sebelum cuaca ekstrem.

Puncak musim hujan memang tak bisa dihindari. Tapi kesiapsiagaan bisa membuat dampaknya jauh lebih terkendali. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *